Manajemen

Jumat, 02 Maret 2012

Nabi Yang Kedatangannya Telah Dijanjikan


Banyak sekali hal yang luar biasa dari sisi kehidupan Muhammad. Penemuan nama Muhammad dalam literatur agama-agaama besar dunia, misalnya. Para sarjana muslim, menemukan bahwa Muhammad terdapat dalam literatur agama ardi maupun samawi, seperti Parsi (Zoroastrian), Hindu, Budha, Injil (Kristen) dan Taurat (Yahudi). Dalam literatur-literatur tersebut diketahui bahwa kedatangan Muhammad telah dikabarkan jauh sebelum kelahirannya.
Dalam berbagai literatur agama Yahudi dan Kristen, terdapat banyak referensi yang merujuk kepada Muhammad baik dalam Perjanjian Lama (the Old Testament) maupun Perjanjian Baru (the New Testament), seperti Deuteronomy 18:18, Genesis 21:13, 18, Isaiah 42:1-13, dan John 16:7-14, 14:16 (lihat Abdul Ahad Dawud (tadinya seorang Tokoh Terkemuka Kristen, David Benjamin), Muhammad in the Bible). Dan yang juga tak kalah menarik, sebagaimana menurut A. H. Vidyarthi dan U. Ali dari India dalam bukunya yang berjudul Muhammad in Parsi, Hindu and Budha mencatat bahwa dalam literatur Hindu, Nabi dikabarkan sebagai “Mahamad” di dalam Bhavisya Puran, Prati Sarg Parv III:3,3,5-8 dan sebagai “ Narashansaha” dalam Atharva Veda, Bagian 20, Kuntap Sukt yang berarti ‘the praised one (yang terpuji)’ dalam bahasa Inggris, ekuivalen artinya dengan “Muhammad” dalam bahasa Arab. Dalam literatur Budha, tersebut kata “Maitreya” atau “Mettaya” (Miroku dalam bahasa Jepang; Mei-ta-li-ye dalam bahasa China; Mahitreja dalam bahasa Tibet), yang sama artinya dengan ‘Mercy unto-all (rahmatan lil ‘aalamiin)’, adalah sebutan bagi Nabi Muhammad sebagaimana di dalam Al-Quran (QS. 21:107). Sedangkan dalam literatur Persia, beliau disebut dengan “Soeshyant” (Rahmatan lil ‘Aalamiin) dan “Astvat-ereta” dalam Zend Avesta dan juga di dalam Dasatir, epistle of Sasan I, 55-61.
Dikabarkannya Muhammad dalam literatur-literatur tersebut mengindikasikan bahwa sumber seluruh agama yang dibawa oleh para Nabi di dunia adalah sama—yakni Islam—dan Muhammad adalah Nabi Universal. Ia adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta). Seluruh umat manusia harus mengakui baik kenabian maupun ajarannya.
Bertepatan dengan ulang tahun kelahirannya (maulid nabi) pada 12 Rabiul Awwal 1428 H (bertepatan dengan 20 Maret 2008), baiklah sejatinya umat Islam mengambil i’tibar dari sejarah hidup Muhammad saw., yang sangat mulia. Para orang tua muslim bertanggung jawab menanamkan kecintaan anak-anak mereka kepada Rasulullah saw dengan menceritakan sirahnya. Para ulama berkewajiban meneladaninya dalam hal menyampaikan Islam. Para pedagang (pelaku bisnis) dapat mencontoh kejujurannya sebagai pangkal keberhasilannya dalam bidang ekonomi dengan menerapkan sistem ekonomi berdasarkan ajaran Tuhan (ekonomi Islam). Sedangkan para pemimpin, negarawan berkepentingan mengikutinya dalam hal mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Apapun peran yang kita sandang, maka Muhammad saw., adalah teladannya (masterpiece). Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar